Selamat datang di blog ku....!!
Semoga bermanfaat untuk semua...!!!
Amiiin. :)

Rabu, 29 April 2015

SASTRAWAN
DAN HASIL KARYANYA


A.            Chairil Anwar

1.  Profil

Chairil Anwar adalah sastrawan angkatan 1945. Ia lahir pada tanggal 26 Juli 1922 di Medan, Sumatera Utara. Chairil Anwar merupakan anak tunggal. Ayahnya bernama Toeloes, mantan bupati Kabupaten Indragiri Riau, berasal dari Taeh Baruan, Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Sedangkan ibunya Saleha, berasal dari Situjuh, Limapuluh Kota. Chairil Anwar masih mempunyai pertalian darah dengan Sutan Sahir, Perdana Menteri pertama Indonesia.

Chairil Anwar masuk sekolah Hollandsch Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orangpribumi pada waktu masa penjajahan Belanda. Ia meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama Hindia Belanda. Akan tetapi ia keluar sebelum lulus.

Semasa kecil di Medan, Chairil sangat dekat dengan neneknya. Ketika neneknya meninggal dunia, Chairil merasakan kepedihan yang sangat hebat. Setelah nenek, ibu adalah wanita kedua yang Chairil puja. Beberapa puisinya menunjukkan kecintaannya kepada ibu. Sejak kecil pun, Chairil terkenal bersemangat. Seorang teman dekatnya, Syamsul Ridwan, pernah membuat suatu tulisan tentang kehidupan Chairil Anwar ketika semasa kecil.

Pada usia 19 tahun, setelah perceraian orang tuanya, Chairil pindah dengan ibunya ke Jakarta di mana ia berkenalan dengan dunia sastra. Ia menguasai bahasa Inggris, Belanda, dan Jerman. Ia mempunyai hobby membaca. Ia mengisi jam-jamnya dengan membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti : Rainer M, Rilke, W.H Auden, H Marsan dan lainnya. Penulis ini sangat mempengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung mempengaruh puisi tatanan kasusastraan Indonesia.

Chairil Berkarir sebagai penyair dan sastrawan serta pernah menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta pada masa pendudukan Jepang. Chairil Anwar pernah memperoleh penghargaan “Bhagasasi Award” dari pengurus Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi (BKMD), sebagai salah satu bentuk kepedulian dan perhatian terhadap hasil karyanya.

Chairil Anwar menikah dengan Hapsah, seorang gadis Karawang. Kemudian mereka mempunyai seorang anak yang diberi nama Evawani Alissa Chairil Anwar. Namun, karena kesulitan ekonomi, dan gaya hidup Chairil yang tak berubah, Hapsah meminta cerai. Saat anaknya berumur 7 bulan, pukul 15.15 WIB, 28 April 1949, Chairil meninggal dunia diusianya yang baru 27 tahun.

2. Hasil Karya Chairil Anwar

Chairil Anwar dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor angkatan 45 sekaligus puisi modern Indonesia. Ia diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Puisi-puisi karya Chairil Anwar dibukukan menjadi 3 buku yang terkenal, yaitu “Deru Campur Debu” (1949), “Kerikil-Kerikil Tajam yang Terampas dan yang Putus” (1949), “Tiga Menguak Takdir” (1950, kumpulan puisi dengan Asrul Sani dan Rivai Apin). Puisi karya Chairil Anwar ada yang diterjemahkan dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Jerman, dan Spanyol. Selain puisi, Chairil Anwar juga membuat prosa. Prosa hasil karyanya antara lain :
a)   Berhadapan Mata (28 Agustus 1943)
b)  Hoppla (10 Desember 1945)
c)   Membuat sajak, Melihat (Juni 1949)
d)  Lukisan
e)   Tiga Muka Satu Pokok (4 Januari 1947)

Chairil Anwar juga menerjemahkan beberapa prosa, antara lain :
a)   Beberapa surat dan sajak R.M Rilke
b)  Kena Gempul (1 Februari 1947)
c)   Pulanglah Dia Si Anak Hilang (September 1948)
d)  Tempat yang Bersih dan Lampunya Terang (Juli 1949)


B.              Puisi

1.  Definisi

Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.

Puisi juga bisa diartikan sebagai sebuah imajinasi kata yang didapat dari sebuah pengalaman atau dari sebuah gagasan, dan disusun menggunakan pilihan kata atau bahasa yang berirama dan mengutamakan kualitas estetikanya.

2. Macam-Macam Puisi

a)   Puisi Lama

Puisi lama mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1)   Anonim (pengarang tidak diketahui).
2)  Terikat jumlah baris, rima, dan irama.
3)  Merupakan kesusastran lisan.
4)  Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise.
5)  Isinya fantastis dan istanasentris.

Jenis-jenis puisi lama.
1)      Mantra: berisi ucapan-ucapan yang dipercaya memiliki kekuatan gaib.
2)      Pantun: Puisi yang bersajak a-b-a-b, tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12.

b)  Puisi Baru

Puisi baru mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1)    Pengarangnya diketahui
2)   Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.
3)   Berkembang secara lisan dan tulisan.
4)   Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah)
5)   Isinya tentang kehidupan pada umumnya

Jenis-jenis puisi baru 
v  Menurut isinya
1)   Balada = berisi cerita.
2)  Himne = berisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
3)  Ode = puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
4)  Epigram = berisi tuntunan / ajaran hidup.
5)  Romansa = berisi luapan perasaan cinta kasih.

v  Menurut bentuknya
1)   Distikon = tiap bait terdiri 2 baris.
2)  Terzina = tiap baris terdiri 3 baris
3)  Kuatrain = tiap baris terdiri 4 baris.
4)  Kuint = tiap baris terdiri 5 baris.
5)  Sektet = tiap baris terdiri 6 baris.
6)  Septime = tiap baris terdiri 7 baris.
7)  Oktaf / stanza = tiap bait terdiri 8 baris.
8)  Soneta = terdiri dari 4 baris yang terbagi 2.

3.  Unsur-Unsur Puisi

a)   Unsur Intrinsik Puisi

1)   Tema (sense) adalah gagasan utama dari puisi baik yang tersirat maupun tersurat.
2)  Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi. Tipografi adalah tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa dan suasana.
3)  Amanat (intention) atau pesan adalah sesuatu yang ingin disampaikan penyair melalui karyanya.
4)  Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya, misalnya sikap rendah hati, menggurui, mendikte, persuasif, dan lain-lain.
5)  Rasa atau emosional adalah sentuhan perasaan penulisannya dalam bentuk kepuasan, keheranan, kesedihan, kemarahan atau yang lain.
6)  Perasaan (feeling) adalah sikap pengarang terhadap tema (subjek matter) dalam puisinya, misalnya simpatik, konsisten, senang, sedih, kecewa, dan lain-lain.
7)  Enjambemen adalah pemotongan kalimat atau frase diakhir larik, kemudian meletakkan potongan itu pada awal larik berikutnya. Tujuannya adalah untuk memberi tekanan pada bagian tertentu ataupun sebagai penghubung antara bagian yang mendahuluinya dengan bagian berikutnya.
8)      Kata konkret (imajinasi) adalah penggunaan kata-kata yang tepat (diksi yang baik) atau bermakna denotasi oleh penyair.
9)      Diksi adalah pilihan kata yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan dalam puisi.
10)   Akulirik adalah tokoh aku (penyair) di dalam puisi.
11)    Rima adalah pengindah puisi dalam bentuk pengulangan bunyi baik awal, tengah maupun akhir.
12)   Verifikasi adalah berupa rima (persamaan bunyi pada puisi, di awal, di tengah, dan di akhir); ritma (tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemahnya bunyi).
13)   Majas adalah cara penyair menjelaskan pikirannya melalui gaya bahasa yang indah dalam bentuk puisi.
14)   Citraan (pengimajian) adalah gambar-gambar dalam pikiran, atau gambaran angan si penyair. disebut citra atau imaji (image).

b)  Unsur ekstrinsik puisi

1)    Unsur biografi adalah latar belakang atau riwayat hidup penulis.
2)    Unsur nilai dalam cerita, seperti ekonomi, politik, sosial, adat-istiadat, budaya, dan lain-lain.
3)    Unsur kemasyarakatan adalah situasi sosial ketika puisi itu dibuat.

4. Makna Puisi “Aku” Karya Chairil Anwar


Makna dalam puisi “Aku” dapat disimpulkan sebagai berikut.

a)    Seseorang yang tegar, kokoh, terus berjuang, pantang mundur meskipun   rintangan menghadang.

b)    Seseorang yang berani mengakui keburukan dirinya, tidak hanya menonjolkan kelebihannyasaja.

c)    Seseorang yang mempunyai semangat untuk maju dalam berkarya agar pikiran dan semangatnya itu dapat hidup selama-lamanya.


Rabu, 01 April 2015

Pembelajaran Luar Sekolah



Pembelajaran Luar Sekolah
SMA Negeri 2 Magelang


Pada tanggal 26 Maret 2015, siswa-siswi SMA Negeri 2 Magelang mengadakan “Pembelajaran di Luar Sekolah”. Tujuan kami adalah PT Sri Redjeki Isman Tekstil, tbk di Kota Sukoharjo.dan Museum Sangiran. Jumlah bus yang digunakan ada 5 buah, semua murid kelas X diwajibkan mengikuti kegiatan tersebut, dengan didampingi 16 guru pendamping .

Kami berangkat dari sekolah pada pukul 07.10 WIB, terlambat 40 menit dari waktu yang dijadwalkan. Tujuan pertama kami adalah PT SRITEX. Selama perjalanan aku lumayan banyak mengobrol untuk melepas jenuh. Didalam bus yang aku  tumpangi  yaitu bus 2, banyk yang bernyanyi-nyayi agar tidak bosan. Kami sampai di PT.Sritex pukul 10.30 WIB. Pertama kami dipersilakan masuk di ruang semacam aula. Di ruang itu kami memperoleh pembekalan tentang perusahaan tersebut. di ruang itu juga terdapat banyak sample seragam yang di ekspor ke negara lain.

PT.Sritex awalnya adalah sebuah toko di Pasar Klewer, PT SRITEX didirikan oleh H. M. Lukminto. Kemudian memproduksi kain sendiri di Baturono. Setelah Bapak Lukminto mempunyai uang yang cukup, ia membeli tanah seluas 100 hektare. Divisi yang pertama dibuat adalah kain tenun. Kmudian perusahaan itu disahkan oleh Bapak Suharto, presiden kedua Negara Indonesia. Kemudian perusahaan itu diluaskan menjadi 130 hektare yang dibagi menjadi 50 gedung. Selanjutnya perusahaan itu disahkan oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

Jumlah karyawan PT. Sritex adalah 20.000 orang. Setiap tanggal 17 setiap bulan diadakan upacara rutin. Hal ini pernah mendapat penghargaan muri. Selain itu, setiap tanggal 17 Agustus juga diadakan upacara besar yang diikuti oleh 25.000 peserta (karyawan dan grup).

          Setelah memperoleh pembekalan, kami menuju salah satu gedung yaitu gedung pembuatan baju. Setelah itu kami menuju Galery untuk melihat dan membeli baju bagi yang berminat. Sebenarnya aku ingin membeli sebuah rok panjang, tapi dompetku ketinggalan di bus dan aku malas mengambilnya. Alhasil aku hanya melihat-lihat saja. Kami keluar dari area PT. Sritex pukul 13.45. Selanjutnya kami menuju Rumah Makan Taman Sari untuk makan dan solat.

          Perjalanan selanjutnya adalah Musium Sangiran. Kami smpai di Sangiran pada pukul 16.15. Di Sangiran kami banyak mengambil gambar/foto untuk kenang-kenangan dan dokumentasi. Di sana kami melihat banyak fosil manusia-manusia purba dan hewan-hewan purba, serta proses penemuannya. Fosil-fosil tersebut sudah berumur ribuan tahun bahkan jutaan tahun. Sebenarnya kami belum puas berkeliling, namun waktunya sudah tidak memungkinkan. Setelah itu kami ganti pakaian di toilet sekitar musium.

          Saat kami keluar dari area waktunya sudah menjelang sore. Kemudian kami mampir ke javenir untuk berbelanja oleh-oleh. Kami tiba di sana pukul 18.00. Aku pun membeli oleh-oleh makanan untuk nenek, mainan untuk adikku, dan tempat HP untukku sendiri. Sebenarnya akupun ingin membeli baju, namun harganya tidak pas dikantongku. Setelah itu, kami ke Rumah Makan Taman Sari lagi untuk makan dan solat.

          Selanjutnya, tibalah kami kembali pulang ke Magelang, dengan rute melalui Yogyakarta. Aku sampai di rumah kurang lebih pada pukul 22.30 WIB. Aku sangat senang mengikuti pembelajaran ini, walaupun capek dan kehilangan kacamata minusku.

Senin, 30 Maret 2015

cerpen



Cerpen
By : Fifi Nofia

Cerita Kehidupan

          Hari ini hari Kamis. Aku baru saja selesai shalat zuhur. Sekarang aku sedang menunggu seseorang disini, di taman kota. Hmm.. aku jadi ingat kejadian waktu itu, hari Kamis bakda zuhur 5 tahun silam.
          Aku punya sahabat namanya Brian. Dulu, sewaktu kecil, ia sangat baik, pintar, dan disukai teman-teman. Namun, sifatnya berubah ketika dia kelas 6 SD. Dia menjadi sosok yang pendiam, cuek, suka murung, mudah emosi, dan jarang bersosialisasi, kemudian di jauhi teman-temannya. Walaupun begitu, ada  satu hal yang aku syukuri yaitu dia masih mau mengobrol dengan ku.

           “Hai Brian, sebenarnya kau kenapa?” tanyaku, kala siang itu sepulang sekolah ketika berjalan pulang.

          “Tidak apa-apa.” Jawabnya singkat.

          “Jangan begitu, ceritalah padaku. Kita kan sahabat.” sahutku membujuk.

          Dia diam sejenak dan berhenti melangkah. Aku pun mengikutinya.

          “Aku benci dengan ayah ku! Dia selalu menyakiti ibu ku.” Sahutnya, saat sebelumnya menoleh kepadaku.

          Nampak sangat jelas kesedihan bercampur kebencian dimatanya. Aku hanya bisa diam mendengarnya. Dia pun bangkit dan berjalan pulang. Aku masih di tempat tadi dan hanya memandanginya. Waktu itu aku belum begitu mengerti apa yang dikatakannya. Sejak saat itu pula aku tidak lagi melihatnya. Dia pindah ke kota lain. Saat SMA aku baru bertemu  lagi dengannya. Dia sungguh menjadi seseorang yang berbeda. Perkelahian, tawuran, dan keonaran, tidak pernah lepas darinya.

          Aku dan Brian berteman lagi waktu kelas 2 SMA. Ketika Brian menyelamatkan aku yang terjebak diantara dua pihak yang sedang tawuran, dengan salah satu pihak dipimpin oleh Brian. Bayangkan! Seorang cewek terjebak dalam sebuah tawuran!. Mana aku tahu, apa yang harus aku lakukan.

          “Kau ini dari dulu sampai sekarang tetap saja bodoh!”

          Begitulah katanya setelah menolongku. Ekspresi dingin dan kaku. Walaupun begitu, aku tetap bersyukur berteman lagi setlahnya dengan sahabat lamaku itu.

          Waktu itu Brian datang ke rumahku dengan wajah bonyok. Mungkin habis berkelahi. Untung saja ibu dan ayah ku sedang tidak ada di rumah. Kalau tidak aku bisa dimarahi karena berteman dengan pribadi Brian yang sekarang ini.

          “Kau kenapa?” tanyaku pada Brian sesaat setelah aku meletakkan minuman di atas meja.

          Diam. Tak ada jawaban darinya.

      “Ya sudah kalau begitu. Aku mau ke kamar dulu, banyak tugas.”  Lanjutku sedikit kesal.

       “Tak ada yang berguna di hidupku” sahutnya, membuat langkah ku berhenti. ‘Apa maksudnya sih’ pikirku.

          “Dia seperti monster! Aku benci dengannya!” lanjutnya.

Ada kebencian dan rasa perih yang mendalam dimatanya begitu  juga dihatinya. Aku diam, tak tau apa yang harus aku katakan.

“Aku selalu bersabar menghadpinya demi ibuku. Aku sungguh tak mengerti kenapa ibu ku masih mau bertahan dengan lelaki seperti itu. Lelaki brengsek yang hanya membuat ibu sedih”

“Aku sangat benci kepadanya yang tak pernah menghiraukan kami. Dia lebih mementingkan istri keduanya itu. Menimbulkan sakit batin tersendiri untuk ibuku. Aku sudah berulang kali menyuruh ibuku untuk mengajukan surat cerai, tapi ibuku terus saja menolak. Katanya, dia masih mencintai ayahku. Bulshit! Orang sepertinya seharusnya tak pantas dicintai!”

Aku terus mendengar tak memberi komentar. Baru kali ini aku mendengar Brian bicara banyak. Aku tahu, kebencian terhadap ayahnya sudah terpatri sedemikian rupa hingga sangat sulit menghilangkannya.

          “Kau tau? hanya ada satu hal yang ingin aku lakukan”


          “Apa?” Hanya kata itu yang keluar dari mulutku.

          “Membunuh ayahku!” dengan suara berat ia berkata seperti itu. Tak lupa kilatan mata itu kembali menyertai. Dia kemudian bangkit, berjalan ke pintu.

          “Maaf, telah mengganggumu. Terimakasih masih mau menganggapku sebagai teman.”

          Setelah berkata seperti itu, ia langsung meninggalkan rumahku. Semalaman aku tak bisa tidur. Aku terus memikirkan perkataan Brian.

Aku tau, ke mana pun Brian melangkah hampir pasti ia membuat masalah. 99% orang yang melihatnya mengelus dada dan ingin menamparnya. Ada saja ulahnya yang bikin enek. Akan tetapi, kejadian bakda Zuhur itu mungkin menjadi klimaksnya. Seluruh warga Perumahan Bumi Asri geger. Mobil patroli polisi berjejer di rumahnya.Seluruh warga berkumpul di depan rumahnya untuk melihat apa yang terjadi sambil berkasak kusuk seperti kumpulan lebah yang berdenging. Aku pun ikut berkumpul disana. Aku melihat Brian digiring masuk ke mobil polisi. Dia sempat menatapku. Aku bisa melihat masih ada seberkas kebencian dimatanya dan sedikit penyesalan. Aku hanya diam menatapnya. Aku tak menyangka Brian benar benar melaksanakan omongannya 3 hari lalu. Walaupun ayahnya tidak sampai meninggal, tetapi dia nyaris saja membunuhnya.

“Assalamualaikum. Fifi?”

Lamunanku buyar dan aku sedikit berjengit mendengar suara itu. Aku menatap seseorang yang sudah berdiri di hadapanku. Dandanannya lebih rapi dari 5 tahun silam.

 “Waalaikumsalam. Kau...?”

“Ya. Ini aku, teman kriminalmu.” Dia tertawa kecil.

“Kau sungguh berbeda.” Kataku.

“Ya. Kejadian masa lalu, 2 tahun dipenjara, 2 tahun di pesantren, dan satu tahun membuka bisnis dengan dibantu ayah tiriku yang baik memberiku pelajaran yang berharga dan sedikit demi sedikit membuatku berubah menjadi seseorang seperti sekarang ini.” Ada senyum di bibirnya. Akupun ikut tersenyum.

“Namun kebahagiaanku tidak akan lengkap tanpa dirimu. Besok aku akan melamarmu.” Ia kembali tersenyum.

Aku terkejut mendengarnya sekaligus bahagia.

Awal yang buruk bukan berarti akan berakhir dengan buruk pula bukan? Tergantung bagaimana kita menyikapi dan berusaha. Dulu, akibat keluarga yang kurang harmonis, Brian menjadi sosok yang buruk. Kemudian ia nyaris saja membunuh ayahnya. Membuatnya pernah dipenjara. Namun, ia berusaha bangkit dari keterpurukanmasa lalu. Sekarang dia menjadi seseorang yang lebih baik.

Dengan semua itu, kita tahu keburukan itu mungkin merupakan cobaan dari Tuhan. Kita tidak boleh menyerah untuk menghadapinya. Banyak keajaiban dalam hidup yang tak pernah kita duga.


_Selesai_